Video dibawah ini merupakan penuturan Ustadz Muhammad Idrus Ramli yang mengisahkan pengakuan seorang mantan Ustadz wahabi kepada dirinya. Mantan Ustadz Wahabi tersebut mengaku bahwa ia digaji 1500 Dollar/bulan atau setara kurang lebih Rp.20 Juta/bulan. Wahabi memang punya dukungan dana yang kuat, Sebagaimana kita ketahui, negara penyokong ajaran adalah Arab Saudi. Arab Saudi merupakan negara kaya yang sumber pendapatan utamanya dari minyak dan haji.
Mengenai ustadz wahabi yang dibayar, saya ingin juga menceritakan pengalaman pribadi saya. Saya dulu kuliah di Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Kampus UNHAS waktu itu terdiri dari 13 fakultas dimana masing-masing fakultas mempunyai Mushalla, Selain itu terdapat juga masjid kampus. Secara kesuluruhan wahabi mengusai 80 % UNHAS, masjid Kampus dikuasai mereka, mayoritas mushalla juga dikuasai mereka, selebihnya dikuasai KAMMI/PKS/Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir. Adapun HMI dan IMM sepengetahuan saya tidak menguasai sebuah Mushalla.
Saya menjadi anggota sebuah mushalla kampus dimana mushalla itu dikuasai wahabi. Saya tergabung di Seksi Transportasi mengingat saya mempunyai motor dan saat itu mahasiswa yang mempunya motor belum banyak. Saya pernah ditugaskan antar jemput ustadz wahabi untuk mengisi acara daurah di kampus. Saya perhatikan sehabis mengisi daurah ustadz wahabi ini tidak menerima amplop. Melihat fenomena ini, saya berkesimpulan pesatnya dakwah wahabi di UNHAS dan mereka menguasai kampus diakibatkan karena keikhlasan ustadz mereka yang tidak menerima amplop. Bayangkan untuk memanggil ustadz wahabi kita hanya perlu ke yayasan mereka, Kita tinggal minta ustadz yang kita inginkan (kadang juga ustadz yang kita inginkan tidak bisa dipenuhi karena jadwalnya padat) lalu kita antar jemput, setelah itu tidak dibayar.
Waktu pun terus berlalu, saya sudah menyelesaikan kuliah dan saat itu saya mulai mengikuti sebuah majelis yang dipimpin seorang habib. Dari majelis itu saya bertemu dengan seseorang yang punya keprihatinan yang sama dengan saya mengenai pesatnya wahabi di Makassar. Saya ceritakan faktor penyebab mengapa wahabi pesat di kampus UNHAS. Saya katakan padanya itu semua karena faktor "keikhlasan" ustadz-ustadznya yang tidak menerima bayaran. Orang itu menyanggah saya dan mengatakan bahwa ustadz wahabi itu menerima gaji bulanan, ia menyatakan bahwa ia tahu soal itu karena dulu pernah aktif di yayasan wahabi. Demikianlah sekelumit pengalaman saya mengenai wahabi
Mengenai ustadz wahabi yang dibayar, saya ingin juga menceritakan pengalaman pribadi saya. Saya dulu kuliah di Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Kampus UNHAS waktu itu terdiri dari 13 fakultas dimana masing-masing fakultas mempunyai Mushalla, Selain itu terdapat juga masjid kampus. Secara kesuluruhan wahabi mengusai 80 % UNHAS, masjid Kampus dikuasai mereka, mayoritas mushalla juga dikuasai mereka, selebihnya dikuasai KAMMI/PKS/Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir. Adapun HMI dan IMM sepengetahuan saya tidak menguasai sebuah Mushalla.
Saya menjadi anggota sebuah mushalla kampus dimana mushalla itu dikuasai wahabi. Saya tergabung di Seksi Transportasi mengingat saya mempunyai motor dan saat itu mahasiswa yang mempunya motor belum banyak. Saya pernah ditugaskan antar jemput ustadz wahabi untuk mengisi acara daurah di kampus. Saya perhatikan sehabis mengisi daurah ustadz wahabi ini tidak menerima amplop. Melihat fenomena ini, saya berkesimpulan pesatnya dakwah wahabi di UNHAS dan mereka menguasai kampus diakibatkan karena keikhlasan ustadz mereka yang tidak menerima amplop. Bayangkan untuk memanggil ustadz wahabi kita hanya perlu ke yayasan mereka, Kita tinggal minta ustadz yang kita inginkan (kadang juga ustadz yang kita inginkan tidak bisa dipenuhi karena jadwalnya padat) lalu kita antar jemput, setelah itu tidak dibayar.
Waktu pun terus berlalu, saya sudah menyelesaikan kuliah dan saat itu saya mulai mengikuti sebuah majelis yang dipimpin seorang habib. Dari majelis itu saya bertemu dengan seseorang yang punya keprihatinan yang sama dengan saya mengenai pesatnya wahabi di Makassar. Saya ceritakan faktor penyebab mengapa wahabi pesat di kampus UNHAS. Saya katakan padanya itu semua karena faktor "keikhlasan" ustadz-ustadznya yang tidak menerima bayaran. Orang itu menyanggah saya dan mengatakan bahwa ustadz wahabi itu menerima gaji bulanan, ia menyatakan bahwa ia tahu soal itu karena dulu pernah aktif di yayasan wahabi. Demikianlah sekelumit pengalaman saya mengenai wahabi
0 comments